Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting bagi
perkembangan anak. Pendidikan yang diberikan untuk anak berusia 3-5
tahun ini tidak hanya mengenalkan anak pada aktivitas fisik dan
berkenalan dengan teman sebaya, tetapi juga beberapa manfaat lain.
"Kegiatan di PAUD dapat memberi rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang ana usia prasekolah. Seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar," ujar Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, atau kerap disapa Prof Reni, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI), dalam acara Nutritalk: Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Gizi Sejak Dini, yang diadakan di Restoran Kembang Goela, Plaza Sentral, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, disiplin, dan berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD seringkali memiliki kemampuan untuk komunikasi lebih baik saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.
"Remaja yang memiliki masalah mental, seringkali dicari kemungkinan pernah mengalami trauma saat kecil. Ini karena pendidikan karakter sangat baik dimulai sejak dini, oleh karena itu sejak masih berusia prasekolah anak penting untuk diberikan contoh dan kegiatan positif," imbuh Prof Reni.
Bagaimana memilih PAUD yang baik untuk anak? Prof Reni mengungkapkan, yang paling penting adalah memerhatikan jarak tempuh dari rumah ke PAUD. Sebaiknya jangan memilih PAUD yang lokasinya terlalu jauh. Sebab, jika anak sudah letih dalam perjalanan, ia cenderung akan malas untuk beraktivitas kembali.
"Kemudian perhatikan juga latar belakang pendidik, ini sangat berpengaruh pada bagaimana pola pengajaran yang akan ia terapkan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kurikulum PAUD, serta sarana dan prasarana yang terdapat di PAUD," ujar Prof Reni, yang saat ini juga aktif sebagai Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia.
Meskipun nantinya anak sudah mendapatkan pendidikan di PAUD, bukan berarti ibu tidak perlu memberikan pendidikan lanjut di rumah. Prof Reni menyarankan orang tua, khususnya ibu, untuk tetap 'mengawal' pendidikan anak. Ini dikarenakan ibu memiliki peran sebagai pendidik utama bagi anak.
Sumber: http://blokbojonegoro.com/read/article/20130522/mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak.html, disadur dari http://health.detik.com/read/2013/05/21/182853/2252243/1301/ini-alasan-mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak?l992203755
"Kegiatan di PAUD dapat memberi rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang ana usia prasekolah. Seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar," ujar Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, atau kerap disapa Prof Reni, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI), dalam acara Nutritalk: Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Gizi Sejak Dini, yang diadakan di Restoran Kembang Goela, Plaza Sentral, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, disiplin, dan berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD seringkali memiliki kemampuan untuk komunikasi lebih baik saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.
"Remaja yang memiliki masalah mental, seringkali dicari kemungkinan pernah mengalami trauma saat kecil. Ini karena pendidikan karakter sangat baik dimulai sejak dini, oleh karena itu sejak masih berusia prasekolah anak penting untuk diberikan contoh dan kegiatan positif," imbuh Prof Reni.
Bagaimana memilih PAUD yang baik untuk anak? Prof Reni mengungkapkan, yang paling penting adalah memerhatikan jarak tempuh dari rumah ke PAUD. Sebaiknya jangan memilih PAUD yang lokasinya terlalu jauh. Sebab, jika anak sudah letih dalam perjalanan, ia cenderung akan malas untuk beraktivitas kembali.
"Kemudian perhatikan juga latar belakang pendidik, ini sangat berpengaruh pada bagaimana pola pengajaran yang akan ia terapkan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kurikulum PAUD, serta sarana dan prasarana yang terdapat di PAUD," ujar Prof Reni, yang saat ini juga aktif sebagai Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia.
Meskipun nantinya anak sudah mendapatkan pendidikan di PAUD, bukan berarti ibu tidak perlu memberikan pendidikan lanjut di rumah. Prof Reni menyarankan orang tua, khususnya ibu, untuk tetap 'mengawal' pendidikan anak. Ini dikarenakan ibu memiliki peran sebagai pendidik utama bagi anak.
Sumber: http://blokbojonegoro.com/read/article/20130522/mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak.html, disadur dari http://health.detik.com/read/2013/05/21/182853/2252243/1301/ini-alasan-mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak?l992203755
Tidak ada komentar:
Posting Komentar