Selamat datang di SUMBER PAUD. Temukan apa yang tidak bisa ditemukan di tempat lain!

Senin, 13 Juni 2016

Ruang Lingkup Penelitian PAUD


Berbicara mengenai ruang lingkup penelitian, terlebih di PAUD, hal ini tidak terlepas dari pembicaraan tentang komponen-komponen proses pendidikan, landasan dan perbuatan mendidik, kurikulum dan manajemen pendidikan, serta teori pendidikan dan kurikulum. Komponen itu dapat diuraikan menjadi beberapa poin berikut.

 A.      Komponen Proses Pendidikan
1.      Interaksi Pendidikan
Kegiatan inti pendidikan adalah adanya interaksi peserta didik dan pendidik beserta sumber belajar. Interaksi tersebut biasanya mengarah kepada pengembangan aspek afektif yang meliputi nilai-nilai, sikap, minat, motivasi, disiplin diri, kebiasaan, dan lain-lain.
2.      Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan bisa menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, masyarakat, atau berkaitan dengan pekerjaan. Tujuan pendidikan dalam konteks PAUD tentu saja berbeda dengan jenjang yang lebih tinggi. Umumnya, tujuan pendidikan di PAUD adalah untuk mendorong optimalisasi tumbuh-kembang anak, sehingga pada waktunya nanti siap memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3.      Lingkungan Pendidikan
Keberadaan lingkungan belajar dalam dunia pendidikan tentu tidak dapat dinafikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai.
Lingkungan
Cakupan
Fisik
Alam, lingkungan buatan à sarana prasarana
Sosial-budaya
Corak interaksi/pergaulan, karakteristik individu & sosial (tinggi & besar badan, suara, perawakan, sifat, dll)
Intelektual
Iklim penunjang à sistem & program pembelajaran, media & sumber belajar, aktivitas pengembangan
Keagamaan
Pola kegiatan religius
Nilai
Tata kehidupan, etika
4.      Pergaulan Pendidikan
Hal ini berkenaan dengan situasi pembelajaran, bimbingan, dan latihan. Pergaulan pendidikan dapat berlangsung secara alamiah, informal, formal, dan bahkan tidak disadari.

B.       Landasan dan Perbuatan Mendidik
1.      Landasan
a.       Landasan psikologis, membantu memberikan dasar-dasar pemahaman perilaku anak.
b.      Anak sebagai individu, segi jasmani maupun rohani, fisik dan psikis. Sebagai individu, anak selalu berperilaku dan berkegiatan. Keduanya dapat terjadi secara kasat mata (overt) ataupun tersembunyi (covert), disadari ataupun tidak disadari.
c.       Kemampuan dan karakteristik anak. Kemampuan anak ada yang sifatnya potensial dan ada yang sudah merupakan kecakapan nyata. Karakeristik anak ada yang berbentuk permanen (biasanya jasmani/fisik) dan temporer (berwujud rohani/psikis).
d.      Perkembangan anak, yang dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal, dan kematangan.
2.      Perbuatan Mendidik
a.       Pembelajaran dan latihan
b.      Tipe pembelajaran (S-R, penguatan, pemecahan masalah, dll.)
c.       Bimbingan anak --> BK

C.      Kurikulum dan Manajemen Pendidikan
1.    Kurikulum (cth: perangkat pembelajaran)
2.    Manajemen Pendidikan (pengelolaan SDM, sarana prasarana, media belajar, pembiayaan)
3.    Kebijakan Pendidikan (mengacu kepada regulasi dan kebijakan pemerintah)

D.      Teori Pendidikan dan Kurikulum
Teori ada yang bersifat deskriptif, ada yang preskriptif. Yang pertama menggambarkan apa adanya, “the is-ness” atau “das sein”, yang kedua membicarakan apa yang seharusnya, “the ought-ness” atau “das sollen”. Bidang ilmu yang teorinya deskriptif contohnya adalah biologi, sosiologi, psikologi, dll. Bidang ilmu yang teorinya bisa deskriptif dan preskriptif adalah pendidikan, kurikulum, dll.
Semua teori bersifat interdisipliner, artinya teori itu dikembangkan dengan menggunakan kaidah dan proses yang paradigmanya diadaptasi dari bidang ilmu lain.

Lingkup Penelitian PAUD
Penelitian dalam bidang pendidikan dapat dilakukan baik terhadap ilmunya maupun pada praktiknya. Terhadap ilmunya, bisa mengkaji dasar-dasar, teori-teori, dan konsep-konsep termasuk sejarahnya. Tetapi penelitian dalam bidang pendidikan lebih banyak ke arah aplikasi/praktik dari teori atau konsep tersebut.
Lingkup penelitian pada jenjang PAUD tidak jauh berbeda dari kajian jenjang lainnya. Tentang kurikulum, misalnya, calon peneliti bisa mengkaji desainnya, penyusunannya, penerapan-nya, evaluasinya, atau manajemennya. Tentang manajemen, contohnya, calon peneliti bisa mengulas tentang gaya kepemimpinan kepala PAUD, pengorganisasian guru, atau pengasuhan anak. Contoh-contoh lain dapat dilihat di Sukmadinata (2008:42-47).
Lingkup penelitian di atas sejatinya sangat membantu calon peneliti dalam menentukan masalah, topik, atau objek penelitian. Hal ini disebabkan bahwa penentuan masalah merupakan salah satu langkah penelitian. Sebagaimana diketahui, langkah umum penelitian sesungguhnya terdiri dari lima proses berikut (Emzir, 2014:7):

  1. Identifikasi masalah
  2. Review Informasi
  3. Pengumpulan data
  4. Analisis data
  5. Penarikan kesimpulan 
Lantas, apa sebetulnya “masalah” itu? Suatu sumber mengatakan, masalah adalah kesenjangan yang terjadi dari “apa yang seharusnya” menjadi “apa adanya”. Di dalam penelitian, perumusan masalah biasanya berbentuk pertanyaan. Masalah dicirikan dengan sifatnya yang feasible, dapat diselidiki sesuai dengan waktu, energi, dan dana yang terbatas. Masalah disusun dengan pertanyaan yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. Masalah mustinya bermakna untuk diteliti, karena akan memberikan kontribusi penting secara keilmuan.


DAFTAR PUSTAKA
Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Putra, Nusa dan Dwilestari, Ninin. (2013). Penelitian Kualitatif: Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.