Selamat datang di SUMBER PAUD. Temukan apa yang tidak bisa ditemukan di tempat lain!

Sabtu, 09 Juni 2012

Kalau sudah besar, mau jadi apa?

  Pertanyaan di atas seringkali keluar saat saya duduk di pangkuan ayah, di waktu kecil. Tidaklah mengherankan memang jika ujaran itu acap kali dilontarkan oleh orangtua kepada anaknya. Karena masih terlihat lugu, sang ayah pun membimbing anaknya dengan mengajukan 2 opsi, orang pintar atau orang bodoh?
Tentu saja pilihan pertama yang saya ambil.
  Saat itu orang bodoh sering digambarkan dengan orang yang tidak berpakaian, lalu-lalang di jalan, juga tolah-toleh ke kiri dan ke kanan. Entah apa yang dicari. Mungkin ia sedang mencari ilmu, dengan caranya sendiri.
  Berbeda halnya dengan orang pintar. Karakter yang menjadi idaman banyak orang itu senantiasa merujuk kepada mereka yang berpakaian rapi, tidak kumuh, juga memiliki sorot mata yang tajam ke depan.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah bodoh dan pintar itu hanya untuk orang besar? Adakah frase "anak pintar" dan "anak bodoh"?
  Jika mengacu kepada Multiple Intelligence-nya Howard Gardner, jawaban yang paling mungkin dapat diterima adalah TIDAK ADA. Kenapa demikian? We all learn in different ways menurutnya adalah jawaban yang paling tepat.