Selamat datang di SUMBER PAUD. Temukan apa yang tidak bisa ditemukan di tempat lain!

Jumat, 30 Mei 2014

RA dan TK di Wikipedia

   Raudatul athfal (disingkat RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Kementerian Agama
   RA setara dengan taman kanak-kanak (TK), di mana kurikulumnya ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
   Di Indonesia, menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib. Namun dalam perkembangannya, banyak sekolah dasar yang mewajibkan calon siswanya lulus TK/RA.

   Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
  • TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
  • TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.
Di Indonesia, seseorang tidak diwajibkan untuk menempuh pendidikan di TK.
   Di TK, siswa diberi kesempatan untuk belajar dan diberikan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan usia pada tiap-tiap tingkatannya. Siswa diajarkan mengenai hal-ihwal berikut ini:
  • Agama,
  • Budi bahasa,
  • Berhitung,
  • Membaca (mengenal aksara dan ejaan),
  • Bernyanyi,
  • Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sepermainannya, dan
  • Berbagai macam keterampilan lainnya.
Tujuan TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. kegiatan belajar ini dikemas dalam model belajar sambil bermain.

Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Raudatul_Athfal dan http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Kanak-kanak

Minggu, 25 Mei 2014

Guru PAUD & insentifnya, seperti apa?

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Salatiga berupaya meningkatkan kesejahteraan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan memberikan tambahan insentif sebesar Rp 100.000 per bulan. Tambahan insentif tersebut diberikan selama 12 bulan terhitung mulai Januari tahun ini. Insentif itu akan dicairkan setelah anggaran perubahan digedok. Kepala Disdikpora Kota Salatiga, Tedjo Supriyanto mengatakan, bahwa selama ini, honor guru PAUD masih di bawah upah minimum kota dan kabupaten (UMK).

"Honor guru PUD masih sangat kecil dan kami akan berupaya untuk meningkatkan gaji mereka. Namun untuk saat ini, kami baru bisa memberikan tambahan insentif sebesar Rp 100.000 per bulan selama 12 bulan, " kata Kadisdikpora. Di samping memberikan tambahan insentif kepada Guru PAUD, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana sekolah anak balita (bawah lima tahun). Dengan peningkatan sarana dan prasarana itu, diharapkan mutu pendidikan untuk anak usia dini juga bisa meningkat.

Perkembangan Otak
"Pendidikan anak usia dini sangat penting karena perkembangan otak manusia 80 persen terjadi pada usia 0-6 tahun yang sering disebut golden age (usia emas). Oleh karena itu, sarana dan prasarana penunjang pendidikan harus dilengkapi agar proses belajar mengajar di PAUD bisa dilakukan secara maksimal," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mendukung upaya dari Disdikpora dalam meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjangnya. Sebab, upaya tersebut menunjang pelaksanaan program education for all (pendidikan untuk semua) yang sedang digalakkan oleh Pemkot Salatiga.

"Pemkot berkomitmen untuk mewujudkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Salah satunya dengan meratakan akses pendidikan serta menyediakan beasiswa bagi siswa kurang mampu. Sasarannya, siswa PAUD dan wajib belajar pendidikan dasar," katanya. (J12-64)

Sumber: http://www.salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=621&, disarikan dari Suara Merdeka, Kamis Legi, 19 September 2013, halaman 30

Selasa, 20 Mei 2014

Perlukah pengembangan karakter anak di kala semakin mendengungnya deru mesin pertambangan?

Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, gencar menggalakkan program nasional dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membentuk karakter anak di usia dini melalui Pendidikan Usia Dini (PAUD) maupun TK. Terlebih di era industrialisasi migas saat ini.

Kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan Bojonegoro, Abdul Aziz, mengungkapkan, pembentukan karakter anak bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya program Semai Benih Bangsa yang diberikan oleh operator minyak Lapangan Banyuurip, Mobil Cepu Ltd (MCL) bersama Indonesia Heritage Foundation (IHF) kepada guru-guru yang mengajar di seluruh PAUD/TK khususnya di Kecamatan Gayam atau daerah ring 1 Blok Cepu.

"Disana banyak orang tua yang mulai sibuk meningkatkan perekonomiann keluarga, sehingga menyerahkan perhatian sang anak kepada pembantu. Kalau pembantu yang di pekerjakan orangnya baik tidak apa-apa, kalau buruk? pasti akan mempengaruhi psikologis si anak," tegasnya kepada suarabanyuurip.com, Rabu (23/4/2014).

Dia mengungkapkan, dengan adanya industrialisasi migas di Bojonegoro saat ini sangatlah penting dalam membangun karakter anak karena banyak anak-anak muda yang sudah terseret arus kecanggihan tekhnologi yang cenderung mengarah pada hal negatif.

"Dengan golden age, semua guru PAUD maupun TK harus bisa mengajarkan nilai-nilai luhur, budi pekerti dan keagamaan untuk membentengi diri saat menginjak usia remaja nantinya. Tentu tidak lepas dari pengawasan orang tua," tegas Aziz.

Mantan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Balen itu menyatakan, dengan mengajarkan anak pada golden age atau usia dini maka akan bergaung dalam relung hatinya sebanyak 65 ribu kali dan memberikan kesan-kesan psikologis yang bagus. Terlebih di derah-daerah sekitar industri migas yang menghadapkan anak-anak sekarang ini pada sebuah dilema.

"Orang tua baik ayah maupun ibu akan bekerja satu hari penuh, dimana saat pagi berangkat anaknya masih tidur, saat pulang malam, anaknya sudah tidur," ujar Aziz mencontohkan.

Disinilah, kata dia, seorang guru memiliki peran penting dan tanggung jawab besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan karakteristik anak agar tidak membentuk karakter yang buruk. Dengan memberikan peningkatan kualitas TK/PAUD di Bojonegoro, tentu akan mencetak generasi emas yang berguna bagi orang tua, bangsa dan agama.

Sumber: http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/bentuk-karakter-anak-di-tengah-industri-migas

Apa betul PAUD penting bagi perkembangan anak?

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting bagi perkembangan anak. Pendidikan yang diberikan untuk anak berusia 3-5 tahun ini tidak hanya mengenalkan anak pada aktivitas fisik dan berkenalan dengan teman sebaya, tetapi juga beberapa manfaat lain.

"Kegiatan di PAUD dapat memberi rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang ana usia prasekolah. Seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar," ujar Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, atau kerap disapa Prof Reni, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI), dalam acara Nutritalk: Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Gizi Sejak Dini, yang diadakan di Restoran Kembang Goela, Plaza Sentral, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, disiplin, dan berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD seringkali memiliki kemampuan untuk komunikasi lebih baik saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.

"Remaja yang memiliki masalah mental, seringkali dicari kemungkinan pernah mengalami trauma saat kecil. Ini karena pendidikan karakter sangat baik dimulai sejak dini, oleh karena itu sejak masih berusia prasekolah anak penting untuk diberikan contoh dan kegiatan positif," imbuh Prof Reni.

Bagaimana memilih PAUD yang baik untuk anak? Prof Reni mengungkapkan, yang paling penting adalah memerhatikan jarak tempuh dari rumah ke PAUD. Sebaiknya jangan memilih PAUD yang lokasinya terlalu jauh. Sebab, jika anak sudah letih dalam perjalanan, ia cenderung akan malas untuk beraktivitas kembali.

"Kemudian perhatikan juga latar belakang pendidik, ini sangat berpengaruh pada bagaimana pola pengajaran yang akan ia terapkan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kurikulum PAUD, serta sarana dan prasarana yang terdapat di PAUD," ujar Prof Reni, yang saat ini juga aktif sebagai Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia.

Meskipun nantinya anak sudah mendapatkan pendidikan di PAUD, bukan berarti ibu tidak perlu memberikan pendidikan lanjut di rumah. Prof Reni menyarankan orang tua, khususnya ibu, untuk tetap 'mengawal' pendidikan anak. Ini dikarenakan ibu memiliki peran sebagai pendidik utama bagi anak.

Sumber: http://blokbojonegoro.com/read/article/20130522/mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak.html, disadur dari http://health.detik.com/read/2013/05/21/182853/2252243/1301/ini-alasan-mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak?l992203755